JURNAL, MAKALAH, DAN SKRIPSI
CONTOH JURNAL PEMBANGUNAN DALAM BIDANG STRUKTUR
ANALISIS PERBANDINGAN PONDASI RAKIT DENGAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(Analytical Comparison of Raft Foundation and
Bore Pile Foundation in Dental and Oral Hospital
of Brawijaya University Construction Project) Lola Kumala Ratri, As’ad
Munawir, Arief Rachmansyah
Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jalan MT.
Haryono 167, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia-Telp (0341) 566710. 587711
E-mail: lolakumala@gmail.com
ABSTRAK
Pondasi
merupakan bagian terbawah dari suatu bangunan yang berfungsi meneruskan
beban-beban diatasnya, beban-beban yang diterima maupun di dekat permukaan
tanah ke tanah di bawahnya. Gedung Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Brawijaya (RSGM UB) merupakan salah satu infrastruktur yang akan dibangun di
Universitas Brawijaya, Malang. RSGM UB direncanakan menggunakan pondasi dalam
berupa pondasi tiang bor. Pada studi ini dilakukan perencanaan ulang pondasi pada
RSGM UB menggunakan pondasi dangkal berupa pondasi rakit.
Hasil
studi dan analisis menunjukkan bahwa pondasi rakit tidak ada permasalahan pada
daya dukung, daya dukung ijin netto yang didapat berdasarkan uji lapangan
dengan metode Hansen menghasilkan nilai daya dukung ijin 14012.54 kg/m².
Tegangan netto pondasi rakit akibat beban gravitasi adalah sebesar 5611.79
kg/m², sehingga masih di bawah nilai kapasitas dukung ijin tanah. Dengan
demikian tanah aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung. Namun pada analisis
penurunan hasil yang ditunjukkan lumayan besar, yaitu mencapai 14 cm. Nilai
penurunan tersebut tergolong besar namun normal terjadi karena beban struktur
gedung dan pondasi rakit yang besar. Analisis biaya konstruksi menunjukkan
bahwa pondasi tiang bor lebih ekonomis sejumlah Rp. 5.77.2.733.207,27
dibandingkan pondasi rakit yang memerlukan sejumlah Rp. 6.819.519.605,14.
Analisis ini dapat disimpulkan bila memperhatikan aspek fungsional maka
pemakaian pondasi tiang bor pada RSGM UB lebih dianjurkan karena biayanya yang
lebih murah.
Kata
Kunci: Pondasi rakit, pondasi tiang
bor, daya dukung, penurunan, biaya konstruksi
ABSTRACT
The foundation is the lowest part of a building
that functions to carry on the loads above it, the loads received and near the
ground to the ground below. UB's Dental and Oral Hospital Building (RSGM UB) is
one of the infrastructures that will be built in Brawijaya University, Malang.
UB's RSGM is planned to use a deep foundation in the form of a drill pile
foundation. In this study re-planning of foundations at RSGM UB using shallow
foundation in the form of raft foundation.
The results of the study and analysis showed that the raft foundation
had no problems in bearing capacity, the net permit capacity obtained based on
the field test with the Hansen method resulted in a bearing capacity of
14012.54 kg / m². The net tension of the raft foundation due to gravity load is
5611.79 kg / m², so it is still below the bearing capacity value of the land
permit. Thus the soil is safe against the collapse of the supporting capacity.
But in the analysis of the decrease in the results shown is quite large,
reaching 14 cm. The decrease value is classified as large but normal due to the
burden of building structures and large raft foundations. Analysis of
construction costs shows that the drill pole foundation is more economical in
the amount of Rp. 5.77.2.733.207,27 compared to raft foundations which require
a total of Rp. 6.819.519.605,14. This analysis can be concluded if we pay
attention to the functional aspects, the use of drill pile foundations at RSGM
UB is more advisable because the cost is cheaper.
Keywords: Raft foundation, drill pole
foundation, carrying capacity, decrease, construction cost
1.
PENDAHULUAN
Pondasi rakit termasuk dalam
jenis pondasi dangkal yang mampu menahan beban konstruksi yang berat. Selain
untuk menambah fungsi pondasi, juga untuk menambah kapasitas daya dukung
pondasi dan mengurangi penurunan yang terjadi. Biasanya pondasi rakit juga
dapat dipakai untuk ruang bawah tanah (basement), baik untuk menyebarkan beban
kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan bisa pula dimanfaatkan
sebagai tempat parkir atau ruang penyimpanan utilitas (Mentang, 2013).
Dengan
adanya pemakaian pondasi rakit, bila terjadi penurunan dalam suatu pondasi,
pondasi rakit ini akan mengalami penurunan secara bersamaan. Sehingga
kemungkinan terjadi differential
settlement menjadi sangat kecil (Tri Cahyani, 2014). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk merencanakan ulang pondasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Brawijaya untuk mendapatkan hasil perbandingan dari segi efisiensi
biaya yang di dapat dari pondasi tiang bor dengan pondasi rakit. Adapun tujuan
yang akan dicapai pada analisis ini yaitu untuk mengetahui perencanaan pondasi
rakit, mengetahui biaya konstruksi agar dapat dibandingkan dengan biaya
konstruksi tiang bor.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kapasitas Dukung Pondasi Rakit
Adapun
hasil dari perencanaan pondasi rakit yaitu daya dukung dan penurunan (settlement) pondasi. Dalam Braja (2007)
disebutkan kapasitas dukung ultimit bruto dari pondasi rakit dapat ditentukan
menggunakan persamaan yang sama dengan yang dipakai pada pondasi dangkal,
yaitu:
= c Nc Sc
ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ B Nɣ
Sɣ iɣ dɣ
Dimana : B = Lebar pondasi rakit
; D = kedalaman pondasi rakit ; Si, Ii, Di = Faktor bentuk, kedalaman, dan
kemiringan.
2.2 Penurunan Pondasi Rakit
Menurut
Coduto (2001) penurunan total pondasi adalah jumlah dari penurunan segera dan
penurunan konsolidasi.
Penurunan
Segera Pada Lempung Jenuh (Saturated Clay)
Janbu et al. (1956) dalam Braja
(2007) mengusulkan persamaan untuk mengevaluasi penurunan rerata untuk pondasi
fleksibel pada tanah lempung jenuh dengan nilai rasio poisson μs = 0,5
si = A1 A2
|
qo
B
|
|
Es
|
||
Dimana 1
merupakan fungsi dari H/B dan 2 fungsi
dari Df/B (grafik Christian dan Carrier, 1978 dalam Braja, 2007)
Penurunan Konsolidasi
Penurunan konsolidasi lempung
sangat tergantung pada sejarah geologi lapisannya, yaitu apakah
lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) atau terkonsolidasi berlebihan (over consolidated).
Sc = 1+eeo H
Dimana : e = Perubahan angka pori akibat pembebanan ; eo= Angka pori awal ; H = Tebal lapisan yang ditinjau
Untuk lempung NC (normally
consolidated),
e = Cc log P′o+ p
Po′
2.3 Tegangan Pondasi Rakit
Dimensi
dari pondasi rakit ditentukan sedemikian rupa sehingga tegangan dari pondasi
rakit tidak melebihi tegangan dukung ijin. Terdapat tiga tipe dari tegangan
pondasi rakit yang perlu untuk diperhatikan (Ulrich, 1995) sebagai berikut.
1.
|
Tegangan bruto akibat beban
gravitasi total
|
||||||||||||
q =
|
Pt+Wmat
|
+
|
Pt
ex
|
+
|
Pt
ey
|
≤
qgross
|
|||||||
B L
|
Sx
|
Sy
|
|||||||||||
2.
|
Tegangan netto akibat beban gravitasi
|
||||||||||||
q =
|
Pt+Wmat−Wsoil
|
+
|
Pt
ex
|
+
|
Pt
ey
|
≤
qall
(net)
|
|||||||
B L
|
Sx
|
Sy
|
|||||||||||
lateral
q =
|
Pt+Wmat
|
+
|
Ml
|
≤
qgross
|
|
B L
|
S
|
||||
Dimana: q = Tegangan dukung ; Pt
= Beban total bangunan ; Wmat = Berat sendiri pondasi rakit ; B = Lebar pondasi
rakit ; L = Panjang pondasi rakit ; ex, ey = Eksentrisitas pondasi rakit pada
arah “x” dan “y” Sx, Sy = Modulus penampang pondasi rakit pada arah “x” dan “y”
.
2.4 Kuat
Geser Dua Arah (Geser Pons)
Analisis
kuat geser dua arah digunakan untuk menentukan tebal yang diperlukan oleh
pondasi rakit sehingga tegangan yang terjadi disekeliling kolom akibat gaya
geser pons tidak melebihi kapasitas beton pondasi rakit. Kapasitas beton,
Vc = 0.34 √fc’ be d
Dimana : be = keliling bidang kritis ; d = tebal
dimensi pondasi rakit ; fc’ = mutu beton
2.5
Desain Akhir Pondasi Rakit
Berdasarkan
Bowles (1988) salah satu metode yang dapat digunakan untuk merancang sebuah
pondasi rakit adalah dengan Metode Kaku atau Rigid Methode. Asumsi yang digunakan pada metode ini adalah:
1. Pondasi rakit sangat kaku,
2.
Tegangan
tanah terdistribusi pada garis yang lurus atau secara linear,
3.
Tidak ada
penurunan differensial yang terjadi. Dalam metode ini dilakukan suatu
penaksiran dimana pondasi rakit dibagi-bagi menjadi beberapa jalur-jalur yang
dibebani sederetan kolom dan dilawan oleh tekanan tanah. Tiap jalur tersebut
kemudian dianalisis sebagai telapak kombinasi
Gambar 1 diagram alir penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analsis Kuat Geser Pons
Kuat geser dua arah diperiksa
pada tiap kolom. Dari keseluruhan kolom pondasi rakit dipilih kolom-kolom pada
daerah pinggir, ujung dan tengah pondasi yang memiliki beban paling besar.
Data perencanan pondasi rakit,
Tebal pondasi rakit = 1000 mm
Tebal selimut beton = 75 mm
Tebal efektif pondasi = 1000-75 = 925 mm
Mutu beton = f’c =
40 MPa
Tabel 1 Hasil analisis kuat geser pons
beban
|
||||||
Kolom
|
Panjang
|
Lebar
|
keliling
|
kuat geser
|
kolom
|
|
(H)
|
(B)
|
penampang
|
nominal beton
|
terfaktor
|
||
(mm)
|
(mm)
|
kritis (be)
|
(ØVc) (kg)
|
(pu)
|
||
Kolom tengah
|
700
|
700
|
6500
|
7757383.328
|
345435kg
|
|
Kolom pinggir
|
700
|
700
|
3950
|
4714102.176
|
242572kg
|
|
Kolom ujung
|
700
|
700
|
2325
|
2774756.344
|
161833kg
|
4.2 Daya
Dukung Tanah
Pada
analisis daya dukung tanah, menggunakan metode Hansen. Parameter tanah pada
analisis, sebagai berikut,
c = 1000 kg/m² Ø = 21°
γ = 1570 kg/m²
Koreksi empiris untuk kapasitas dukung pada
kondisi keruntuhan geser lokal,
Ø ‘ = arc
tan (2/3 tan Ø )
= arc tan (2/3 tan 21) = 14.36°
c’ = 2/3
c = 2/3 (1000) = 666.6 kg/m²
Faktor
daya dukung, kemiringan beban, bentuk pondasi dan kedalaman pondasi dihitung
berdasarkan persamaan untuk metode Hansen dan didapat,
Nq = 3.71
|
Sq = 1.134
|
dγ = 1
|
|
Nc = 10.59
|
Sγ = 0.783
|
ic
|
= 1
|
Nγ = 1.04
|
dc = 1.04
|
iq
|
= 1
|
Sc = 1.189
|
dq = 1.03
|
iγ
|
= 1
|
Faktor reduksi akibat penggunaan pondasi yang
sangat lebar (Bowles, 1988)
rγ = 1 – 0.25 log 0.5 B
rγ = 1 – 0.25 log (0.5 x 38.6) = 0.61
Maka didapat daya dukung ultimit,
= c’ Nc Sc ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ
B Nɣ Sɣ iɣ dɣ
= 47592.595 kg/m²
4.3
Tegangan Pondasi Rakit
Tanah di
bawah dasar pondasi rakit akan aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung
apabila tegangan yang terjadi lebih kecil dari kapasitas dukung ijin tanah.
1.
Tegangan
bruto akibat beban gravitasi total
q =
|
Pt+Wmat
|
+
|
Pt ex
|
+
|
Pt ey
|
≤ qult
|
|
B L
|
Sx
|
Sy
|
|||||
=
11106.79 kg/m² < qult
2.
Tegangan
netto akibat beban gravitasi
q =
|
Pt+Wmat−Wsoil
|
+
|
Pt
ex
|
+
|
Pt
ey
|
≤
qall
(net)
|
|
B L
|
Sx
|
Sy
|
|||||
=
5611.79 kg/m² < qall (net)
3.
Tegangan
bruto akibat beban gravitasi dan beban lateral
q =
|
Pt+Wmat
|
+
|
Ml
|
≤
qult
|
|
B L
|
S
|
||||
= 9605.36 kg/m² < qult
4.4
Penurunan Pondasi Rakit
Penurunan
Segera Pada Lempung Jenuh (Saturated Clay)
qo B
Si = A1 A2 Es
= 0.002 m
Penurunan
Konsolidasi
Sc =
|
H log
|
P′o+
p
|
||
1+eo
|
Po′
|
|||
= 0.138
S = Si + Sc
= 0.14 m
4.5
Perhitungan Biaya Konstruksi Pondasi Rakit
Pada
urutan pekerjaan atau work breakdown structure konstruksi pondasi rakit dapat
dilihat pada tabel 2. Sedangkan total
keseluruhan biaya konstruksi pondasi rakit sesuai dengan volume pekerjaan dan
harga satuan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 2 Pekerjaan konstruksi pondasi rakit
No.
|
Jenis Pekerjaan
|
Satuan
|
I
|
Pekerjaan Tanah
|
|
1
|
Galian
tanah + pembuangan keluar lokasi
|
m³
|
2
|
Perataan
lahan galian
|
m²
|
II
|
Pekerjaan Pondasi Rakit
|
|
1
|
Lantai
kerja beton K - 125
|
m³
|
2
|
Bekisting
pelat pondasi rakit (kayu)
|
m²
|
3
|
Pembesian pelat pondasi rakit, baja tulangan ulir U-39
|
kg
|
4
|
Pengecoran
pelat pondasi rakit
|
m³
|
No.
|
Jenis Pekerjaan
|
Satuan
|
Volume
|
Harga Satuan
|
Jumlah (Rp.)
|
|
(Rp.)
|
||||||
I
Pekerjaan
tanah Galian tanah +
1
|
pembunagan keluar
|
m³
|
8578.85
|
27,911
|
Rp
|
239,444,282.35
|
|
lokasi
|
|||||||
2
|
Perataan lahan
|
m³
|
2451.1
|
2,022.33
|
Rp
|
4,956,933.06
|
|
galian
|
|||||||
II
|
Pekerjaan Pondasi
|
||||||
Rakit
|
|||||||
1
|
Lantai kerja beton k-
|
m³
|
245.11
|
637,860.67
|
Rp
|
156,346,028.82
|
|
125
|
|||||||
2
|
Bekisting pelat
|
m²
|
204.2
|
91,270.71
|
Rp
|
18,637,478.98
|
|
pondasi rakit (kayu)
|
|||||||
Pembesian pelat
|
|||||||
3
|
pondasi rakit, baja
|
kg
|
275010.62
|
22,166.00
|
Rp
|
6,095,885,402.92
|
|
tulangan ulir U-39
|
|||||||
Pengecoran pelat
|
|||||||
4
|
pondasi rakit, beton
|
m³
|
2451.1
|
544,322.45
|
Rp
|
304,249,479.00
|
|
k-450
|
|||||||
Total Biaya Konstruksi
|
Rp
|
6,819,519,605.14
|
5. PENUTUP
5. 1
Kesimpulan
1. Pada hasil analisis daya dukung ijin berdasarkan metode Hansen
menghasilkan nilai daya dukung ijin 14012.54 kg/m². Tegangan netto pondasi
rakit akibat beban gravitasi adalah sebesar 5611.79 kg/m², sehingga masih di
bawah nilai kapasitas dukung ijin tanah. Dengan demikian tanah aman terhadap
keruntuhan kapasitas dukung.
2.
Dari
hasil analisis penurunan menggunakan metode Janbu et. al, menghasilkan nilai
penurunan sebesar 14 cm. Nilai ini melebihi penurunan yang diijinkan sebesar 10
cm. Nilai penurunan tersebut tergolong besar namun normal terjadi karena beban
struktur gedung dan pondasi rakit yang besar.
3.
Dari hasil analisis diperkirakan
total biaya konstruksi untuk pondasi tiang bor adalah Rp. 5.772.733.207,27 dan
total biaya konstruksi untuk pondasi rakit sebesar Rp. 6.819.519.605,14. Biaya
konstruksi pada pondasi bor jauh lebih ekonomis, hal ini sesuai dengan asumsi
awal bahwa pondasi rakit akan membutuhkan biaya konstruksi yang
mahal.
5.2 Saran
1. Agar perencanaan pondasi dapat lebih
sempurna, sebaiknya ditambahkan pengujian
laboratorium
agar parameter-parameter tanah
lebih lengkap.
2.
Perbandingan
biaya konstruksi antara pondasi rakit dengan pondasi tiang bor hanya
memperhitungkan total biaya konstruksi yang paling utama. Agar dapat diketahui
secara pasti seberapa besar perbandingan harganya, maka biaya konstruksi kedua
pondasi perlu dianalisis secara lebih detail dengan menganalisis biaya-biaya
konstruksi yang belum diperhitungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, Hary Christady. 2010.
Analisa dan Perancangan Fondasi 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bowless, Joseph E. 1988. Analisa
dan Desain Pondasi. Jakarta: Erlangga
M. Das, Braja. 2007. Principles
of Foundation Engineering. Canada: Thomson Canada Limited.
M. Das, Braja. 1999. Shallow Foundation: Bearing
Capacity and Settlement.
New York: CRC
Press
LLC.
Coduto, Donald P. 2001.
Foundation Design: Principles and Practices. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Ulrich, Edward J. 1995. Design and
Performance of
Mat Foundation. Michigan: American Concrete
Institute.
Suroso, Munawir, A., &
Indrawahyuni, H. 2007. Buku Ajat Teknik Pondasi. Malang: Jurusan teknik
Universitas Brawijaya.
CONTOH JURNAL DIRUBAH MENJADI MAKALAH
ANALISIS PERBANDINGAN PONDASI RAKIT DENGAN PONDASI TIANG BOR
PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kelas
: 3TA03
Ni Nyoman Savitri N. (15316394)
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas melimpahnya rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan kami kesempatan, sehingga dapat menyelesaikan
makalah pelabuhan ini dengan baik. Laporan ini dibuat guna memenuhi kewajiban
atas tugas yang diberikan.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih ada kekurangan baik dalam
penulisan ataupun dari pembahasannya. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat diharapkan. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca.
Depok,
6 November 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan..............................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitas
Dukung Pondasi Rakit.................................................... 3
2.2 Penurunan Pondasi Rakit................................................................. 4
2.3 Tegangan Pondasi Rakit..................................................................4
2.4 Kuat Geser Dua Arah ( Geser
Pons ).............................................. 5
2.5 Desain Akhir Pondasi Rakit.............................................................5
BAB 3 METODE
PENELITIAN
3.1 Alir
Penelitian.................................................................................. 7
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 14
4.2 Saran................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... v
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 3.1 Alir
Penelitian....................................................................................... 7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pondasi rakit termasuk dalam jenis pondasi
dangkal yang mampu menahan beban konstruksi yang berat. Selain untuk menambah
fungsi pondasi, juga untuk menambah kapasitas daya dukung pondasi dan
mengurangi penurunan yang terjadi. Biasanya pondasi rakit juga dapat dipakai
untuk ruang bawah tanah (basement), baik untuk menyebarkan beban kolom menjadi
distribusi tekanan yang lebih seragam dan ark pula dimanfaatkan sebagai tempat arker
atau ruang penyimpanan utilitas (Mentang, 2013).
Dengan
adanya pemakaian pondasi rakit, bila terjadi penurunan dalam suatu pondasi,
pondasi rakit ini akan mengalami penurunan secara bersamaan. Sehingga
kemungkinan terjadi differential
settlement menjadi sangat kecil (Tri Cahyani, 2014). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk merencanakan ulang pondasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Brawijaya untuk mendapatkan hasil perbandingan dari segi efisiensi
biaya yang di dapat dari pondasi tiang bor dengan pondasi rakit. Adapun tujuan
yang akan dicapai pada analisis ini yaitu untuk mengetahui perencanaan pondasi
rakit, mengetahui biaya konstruksi agar dapat dibandingkan dengan biaya
konstruksi tiang bor.
1.2
Tujuan
1. analisis daya dukung ijin berdasarkan metode
Hansen
2. analisis penurunan menggunakan metode Janbu
3. analisis diperkirakan total biaya konstruksi
untuk pondasi rakit dan tiang bor
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kapasitas Dukung Pondasi Rangkit
Adapun
hasil dari perencanaan pondasi rakit yaitu daya dukung dan penurunan (settlement) pondasi. Dalam Braja (2007)
disebutkan kapasitas dukung ultimit bruto dari pondasi rakit dapat ditentukan
menggunakan persamaan yang sama dengan yang dipakai pada pondasi dangkal, yaitu:= c Nc Sc ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ
B Nɣ Sɣ iɣ dɣ
Dimana :
B = Lebar pondasi rakit
D = kedalaman pondasi rakit
Si, Ii, Di = Faktor bentuk, kedalaman, dan
kemiringan.
2.2 Penurunan Pondasi Rakit
Menurut
Coduto (2001) penurunan total pondasi adalah jumlah dari penurunan segera dan
penurunan konsolidasi.
1.
Penurunan Segera Pada Lempung Jenuh (Saturated Clay)
Janbu et
al. (1956) dalam Braja (2007) mengusulkan persamaan untuk mengevaluasi
penurunan rerata untuk pondasi fleksibel pada tanah lempung jenuh dengan nilai
rasio poisson μs = 0,5
2.
Penurunan Konsolidasi
Penurunan konsolidasi lempung sangat tergantung
pada sejarah geologi lapisannya, yaitu apakah lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) atau terkonsolidasi berlebihan (over consolidated)
2.3 Tegangan Pondasi Rakit
Dimensi
dari pondasi rakit ditentukan sedemikian rupa sehingga tegangan dari pondasi
rakit tidak melebihi tegangan dukung ijin. Terdapat tiga tipe dari tegangan
pondasi rakit yang perlu untuk diperhatikan (Ulrich, 1995) sebagai berikut:
1.
Tegangan bruto akibat beban gravitasi total
2.
Tegangan netto akibat beban gravitasi
3.
Tegangan bruto akibat bebangravitasi dan beban
lateral
2.4 Kuat Geser Dua Arah (Geser Pons)
Analisis kuat geser dua arah digunakan untuk
menentukan tebal yang diperlukan oleh pondasi rakit sehingga tegangan yang
terjadi disekeliling kolom akibat gaya geser pons tidak melebihi kapasitas
beton pondasi rakit. Kapasitas beton,
Vc = 0.34 √fc’ be d
Dimana :
be =
keliling bidang kritis ;
d =
tebal dimensi pondasi rakit ;
fc’ =
mutu beton
2.5
2.5 Desain Akhir Pondasi Rakit
Berdasarkan
Bowles (1988) salah satu metode yang dapat digunakan untuk merancang sebuah
pondasi rakit adalah dengan Metode Kaku atau Rigid Methode. Asumsi yang digunakan pada metode ini adalah:
1.
Pondasi rakit sangat kaku
2.
Tegangan tanah terdistribusi pada garis yang
lurus atau secara linear,
3.
Tidak ada penurunan differensial yang terjadi.
Dalam
metode ini dilakukan suatu penaksiran dimana pondasi rakit dibagi-bagi menjadi
beberapa jalur-jalur yang dibebani sederetan kolom dan dilawan oleh tekanan
tanah. Tiap jalur tersebut kemudian dianalisis sebagai telapak kombinasi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Alir Penelitian
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Analsis Kuat Geser Pons
Kuat geser dua arah diperiksa pada tiap kolom. Dari keseluruhan
kolom pondasi rakit dipilih kolom-kolom pada daerah pinggir, ujung dan tengah
pondasi yang memiliki beban paling besar.
Data perencanan pondasi rakit,
Tebal
pondasi rakit = 1000
mm
Tebal
selimut beton = 75 mm
Tebal
efektif pondasi = 1000-75 = 925 mm
Mutu
beton = f’c =
40 MPa
Tabel 1 Hasil analisis kuat geser pons
beban
|
||||||
Kolom
|
Panjang
|
Lebar
|
keliling
|
kuat
geser
|
kolom
|
|
(H)
|
(B)
|
penampang
|
nominal
beton
|
terfaktor
|
||
(mm)
|
(mm)
|
kritis
(be)
|
(ØVc)
(kg)
|
(pu)
|
||
Kolom tengah
|
700
|
700
|
6500
|
7757383.328
|
345435kg
|
|
Kolom pinggir
|
700
|
700
|
3950
|
4714102.176
|
242572kg
|
|
Kolom ujung
|
700
|
700
|
2325
|
2774756.344
|
161833kg
|
4.2 Daya Dukung Tanah
Pada analisis daya dukung tanah, menggunakan metode Hansen.
Parameter tanah pada analisis, sebagai berikut,
c
= 1000 kg/m² Ø = 21°
γ = 1570 kg/m²
Koreksi
empiris untuk kapasitas dukung pada kondisi keruntuhan geser lokal,
Ø
‘ = arc
tan (2/3 tan Ø )
=
arc tan (2/3 tan 21) = 14.36°
c’ = 2/3 c = 2/3 (1000) = 666.6 kg/m²
Faktor daya dukung, kemiringan beban, bentuk
pondasi dan kedalaman pondasi dihitung berdasarkan persamaan untuk metode
Hansen dan didapat,
Nq
= 3.71
|
Sq = 1.134
|
dγ = 1
|
|
Nc
= 10.59
|
Sγ = 0.783
|
ic
|
= 1
|
Nγ
= 1.04
|
dc = 1.04
|
iq
|
= 1
|
Sc
= 1.189
|
dq = 1.03
|
iγ
|
= 1
|
Faktor
reduksi akibat penggunaan pondasi yang sangat lebar (Bowles, 1988)
rγ = 1 – 0.25 log 0.5 B
rγ = 1 – 0.25 log (0.5 x
38.6) = 0.61
Maka didapat daya dukung
ultimit,
= c’ Nc Sc ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ B Nɣ Sɣ iɣ dɣ
= 47592.595 kg/m²
4.3 Tegangan Pondasi Rakit
Tanah di
bawah dasar pondasi rakit akan aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung
apabila tegangan yang terjadi lebih kecil dari kapasitas dukung ijin tanah,
yaitu:
1.
Tegangan bruto akibat beban gravitasi total
2.
Tegangan netto akibat beban gravitasi
3.
Tegangan bruto akibat beban gravitasi dan beban
lateral
4.4 Perhitungan Biaya Konstruksi Pondasi Rakit
Pada urutan pekerjaan atau work breakdown structure konstruksi
pondasi rakit dapat dilihat pada
tabel 2. Sedangkan total keseluruhan biaya konstruksi pondasi rakit sesuai
dengan volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 2 Pekerjaan konstruksi pondasi rakit
No.
|
Jenis
Pekerjaan
|
Satuan
|
I
|
Pekerjaan
Tanah
|
|
1
|
Galian tanah + pembuangan keluar
lokasi
|
m³
|
2
|
Perataan lahan galian
|
m²
|
II
|
Pekerjaan
Pondasi Rakit
|
|
1
|
Lantai kerja beton K - 125
|
m³
|
2
|
Bekisting pelat pondasi rakit
(kayu)
|
m²
|
3
|
Pembesian pelat
pondasi rakit, baja tulangan ulir U-39
|
kg
|
4
|
Pengecoran pelat pondasi rakit
|
m³
|
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada
hasil analisis daya dukung ijin berdasarkan metode Hansen menghasilkan nilai
daya dukung ijin 14012.54 kg/m². Tegangan netto pondasi rakit akibat beban
gravitasi adalah sebesar 5611.79 kg/m², sehingga masih di bawah nilai kapasitas
dukung ijin tanah. Dengan demikian tanah aman terhadap keruntuhan kapasitas
dukung.
2. Dari hasil analisis penurunan menggunakan
metode Janbu et. al, menghasilkan nilai penurunan sebesar 14 cm. Nilai ini
melebihi penurunan yang diijinkan sebesar 10 cm. Nilai penurunan tersebut
tergolong besar namun normal terjadi karena beban struktur gedung dan pondasi
rakit yang besar.
3. Dari hasil analisis diperkirakan total biaya
konstruksi untuk pondasi tiang bor adalah Rp. 5.772.733.207,27 dan total biaya
konstruksi untuk pondasi rakit sebesar Rp. 6.819.519.605,14. Biaya konstruksi
pada pondasi bor jauh lebih ekonomis, hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa
pondasi rakit akan membutuhkan biaya konstruksi yang mahal.
5.2 Saran
1. Agar perencanaan pondasi dapat lebih sempurna,
sebaiknya ditambahkan pengujian laboratoriumagar parameter-parameter tanah
lebih lengkap.
2.
Perbandingan biaya konstruksi antara pondasi
rakit dengan pondasi tiang bor hanya memperhitungkan total biaya konstruksi
yang paling utama. Agar dapat diketahui secara pasti seberapa besar
perbandingan harganya, maka biaya konstruksi kedua pondasi perlu dianalisis
secara lebih detail dengan menganalisis biaya-biaya konstruksi yang belum
diperhitungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, Hary Christady. 2010. Analisa dan Perancangan Fondasi
1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bowless, Joseph E. 1988. Analisa dan Desain Pondasi. Jakarta:
Erlangga
M. Das, Braja. 2007. Principles of Foundation Engineering. Canada:
Thomson Canada Limited.
M. Das, Braja. 1999. Shallow
Foundation: Bearing
Capacity and
Settlement. New York:
CRC Press
LLC.
Coduto, Donald P. 2001.
Foundation Design: Principles and Practices. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Ulrich, Edward J. 1995. Design and Performance of Mat Foundation. Michigan: American Concrete Institute.
Suroso, Munawir, A., & Indrawahyuni, H. 2007. Buku Ajat Teknik
Pondasi. Malang: Jurusan teknik Universitas Brawijaya.
Komentar
Posting Komentar