JURNAL, MAKALAH, DAN SKRIPSI





  CONTOH JURNAL PEMBANGUNAN DALAM BIDANG STRUKTUR
ANALISIS PERBANDINGAN PONDASI RAKIT DENGAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(Analytical Comparison of Raft Foundation and Bore Pile Foundation in Dental and Oral Hospital of Brawijaya University Construction Project) Lola Kumala Ratri, As’ad Munawir, Arief Rachmansyah

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia-Telp (0341) 566710. 587711



ABSTRAK

Pondasi merupakan bagian terbawah dari suatu bangunan yang berfungsi meneruskan beban-beban diatasnya, beban-beban yang diterima maupun di dekat permukaan tanah ke tanah di bawahnya. Gedung Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Brawijaya (RSGM UB) merupakan salah satu infrastruktur yang akan dibangun di Universitas Brawijaya, Malang. RSGM UB direncanakan menggunakan pondasi dalam berupa pondasi tiang bor. Pada studi ini dilakukan perencanaan ulang pondasi pada RSGM UB menggunakan pondasi dangkal berupa pondasi rakit.

Hasil studi dan analisis menunjukkan bahwa pondasi rakit tidak ada permasalahan pada daya dukung, daya dukung ijin netto yang didapat berdasarkan uji lapangan dengan metode Hansen menghasilkan nilai daya dukung ijin 14012.54 kg/m². Tegangan netto pondasi rakit akibat beban gravitasi adalah sebesar 5611.79 kg/m², sehingga masih di bawah nilai kapasitas dukung ijin tanah. Dengan demikian tanah aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung. Namun pada analisis penurunan hasil yang ditunjukkan lumayan besar, yaitu mencapai 14 cm. Nilai penurunan tersebut tergolong besar namun normal terjadi karena beban struktur gedung dan pondasi rakit yang besar. Analisis biaya konstruksi menunjukkan bahwa pondasi tiang bor lebih ekonomis sejumlah Rp. 5.77.2.733.207,27 dibandingkan pondasi rakit yang memerlukan sejumlah Rp. 6.819.519.605,14. Analisis ini dapat disimpulkan bila memperhatikan aspek fungsional maka pemakaian pondasi tiang bor pada RSGM UB lebih dianjurkan karena biayanya yang lebih murah.

Kata Kunci: Pondasi rakit, pondasi tiang bor, daya dukung, penurunan, biaya konstruksi

ABSTRACT

The foundation is the lowest part of a building that functions to carry on the loads above it, the loads received and near the ground to the ground below. UB's Dental and Oral Hospital Building (RSGM UB) is one of the infrastructures that will be built in Brawijaya University, Malang. UB's RSGM is planned to use a deep foundation in the form of a drill pile foundation. In this study re-planning of foundations at RSGM UB using shallow foundation in the form of raft foundation.

The results of the study and analysis showed that the raft foundation had no problems in bearing capacity, the net permit capacity obtained based on the field test with the Hansen method resulted in a bearing capacity of 14012.54 kg / m². The net tension of the raft foundation due to gravity load is 5611.79 kg / m², so it is still below the bearing capacity value of the land permit. Thus the soil is safe against the collapse of the supporting capacity. But in the analysis of the decrease in the results shown is quite large, reaching 14 cm. The decrease value is classified as large but normal due to the burden of building structures and large raft foundations. Analysis of construction costs shows that the drill pole foundation is more economical in the amount of Rp. 5.77.2.733.207,27 compared to raft foundations which require a total of Rp. 6.819.519.605,14. This analysis can be concluded if we pay attention to the functional aspects, the use of drill pile foundations at RSGM UB is more advisable because the cost is cheaper.


Keywords: Raft foundation, drill pole foundation, carrying capacity, decrease, construction cost


1. PENDAHULUAN

Pondasi rakit termasuk dalam jenis pondasi dangkal yang mampu menahan beban konstruksi yang berat. Selain untuk menambah fungsi pondasi, juga untuk menambah kapasitas daya dukung pondasi dan mengurangi penurunan yang terjadi. Biasanya pondasi rakit juga dapat dipakai untuk ruang bawah tanah (basement), baik untuk menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan bisa pula dimanfaatkan sebagai tempat parkir atau ruang penyimpanan utilitas (Mentang, 2013).

Dengan adanya pemakaian pondasi rakit, bila terjadi penurunan dalam suatu pondasi, pondasi rakit ini akan mengalami penurunan secara bersamaan. Sehingga kemungkinan terjadi differential settlement menjadi sangat kecil (Tri Cahyani, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan ulang pondasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Brawijaya untuk mendapatkan hasil perbandingan dari segi efisiensi biaya yang di dapat dari pondasi tiang bor dengan pondasi rakit. Adapun tujuan yang akan dicapai pada analisis ini yaitu untuk mengetahui perencanaan pondasi rakit, mengetahui biaya konstruksi agar dapat dibandingkan dengan biaya konstruksi tiang bor.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapasitas Dukung Pondasi Rakit

Adapun hasil dari perencanaan pondasi rakit yaitu daya dukung dan penurunan (settlement) pondasi. Dalam Braja (2007) disebutkan kapasitas dukung ultimit bruto dari pondasi rakit dapat ditentukan menggunakan persamaan yang sama dengan yang dipakai pada pondasi dangkal, yaitu:

= c Nc Sc ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ B Nɣ Sɣ iɣ dɣ

Dimana : B = Lebar pondasi rakit ; D = kedalaman pondasi rakit ; Si, Ii, Di = Faktor bentuk, kedalaman, dan kemiringan.


2.2 Penurunan Pondasi Rakit

Menurut Coduto (2001) penurunan total pondasi adalah jumlah dari penurunan segera dan penurunan konsolidasi.

Penurunan Segera Pada Lempung Jenuh (Saturated Clay)

Janbu et al. (1956) dalam Braja (2007) mengusulkan persamaan untuk mengevaluasi penurunan rerata untuk pondasi fleksibel pada tanah lempung jenuh dengan nilai rasio poisson μs = 0,5

si = A1 A2
qo B
Es


Dimana 1 merupakan fungsi dari H/B dan 2 fungsi dari Df/B (grafik Christian dan Carrier, 1978 dalam Braja, 2007)

Penurunan Konsolidasi

Penurunan konsolidasi lempung sangat tergantung pada sejarah geologi lapisannya, yaitu apakah

lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) atau terkonsolidasi berlebihan (over consolidated).
Sc = 1+eeo H

Dimana : e = Perubahan angka pori akibat pembebanan ; eo= Angka pori awal ; H = Tebal lapisan yang ditinjau

Untuk lempung NC (normally consolidated),
e  = Cc log P′o+  p
Po′

2.3 Tegangan Pondasi Rakit

Dimensi dari pondasi rakit ditentukan sedemikian rupa sehingga tegangan dari pondasi rakit tidak melebihi tegangan dukung ijin. Terdapat tiga tipe dari tegangan pondasi rakit yang perlu untuk diperhatikan (Ulrich, 1995) sebagai berikut.

1.
Tegangan bruto akibat beban gravitasi total

q =
Pt+Wmat

+
Pt ex
+
Pt ey
≤ qgross

B L
Sx
Sy








2.
Tegangan netto akibat beban gravitasi

q =
Pt+Wmat−Wsoil
+
Pt ex
+
Pt ey
≤ qall (net)






B L





Sx

Sy

3.   Tegangan bruto akibat beban gravitasi dan beban    3. METODE PENELITIAN

lateral

q =
Pt+Wmat
+
Ml
≤ qgross
B L
S






Dimana: q = Tegangan dukung ; Pt = Beban total bangunan ; Wmat = Berat sendiri pondasi rakit ; B = Lebar pondasi rakit ; L = Panjang pondasi rakit ; ex, ey = Eksentrisitas pondasi rakit pada arah “x” dan “y” Sx, Sy = Modulus penampang pondasi rakit pada arah “x” dan “y”

.

2.4 Kuat Geser Dua Arah (Geser Pons)

Analisis kuat geser dua arah digunakan untuk menentukan tebal yang diperlukan oleh pondasi rakit sehingga tegangan yang terjadi disekeliling kolom akibat gaya geser pons tidak melebihi kapasitas beton pondasi rakit. Kapasitas beton,

Vc = 0.34 √fc’ be d

Dimana : be = keliling bidang kritis ; d = tebal dimensi pondasi rakit ; fc’ = mutu beton

2.5 Desain Akhir Pondasi Rakit

Berdasarkan Bowles (1988) salah satu metode yang dapat digunakan untuk merancang sebuah pondasi rakit adalah dengan Metode Kaku atau Rigid Methode. Asumsi yang digunakan pada metode ini adalah:

1.  Pondasi rakit sangat kaku,

2.   Tegangan tanah terdistribusi pada garis yang lurus atau secara linear,

3.    Tidak ada penurunan differensial yang terjadi. Dalam metode ini dilakukan suatu penaksiran dimana pondasi rakit dibagi-bagi menjadi beberapa jalur-jalur yang dibebani sederetan kolom dan dilawan oleh tekanan tanah. Tiap jalur tersebut kemudian dianalisis sebagai telapak kombinasi


























Gambar 1 diagram alir penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analsis Kuat Geser Pons

Kuat geser dua arah diperiksa pada tiap kolom. Dari keseluruhan kolom pondasi rakit dipilih kolom-kolom pada daerah pinggir, ujung dan tengah pondasi yang memiliki beban paling besar.

Data perencanan pondasi rakit,

Tebal pondasi rakit             = 1000 mm

Tebal selimut beton            = 75 mm

Tebal efektif pondasi         = 1000-75 = 925 mm

Mutu beton                          = f’c = 40 MPa


Tabel 1 Hasil analisis kuat geser pons







beban
Kolom
Panjang
Lebar
keliling
kuat geser
kolom
(H)
(B)
penampang
nominal beton
terfaktor


(mm)
(mm)
kritis (be)
(ØVc) (kg)
(pu)
Kolom tengah
700
700
6500
7757383.328
345435kg
Kolom pinggir
700
700
3950
4714102.176
242572kg
Kolom ujung
700
700
2325
2774756.344
161833kg

4.2 Daya Dukung Tanah

Pada analisis daya dukung tanah, menggunakan metode Hansen. Parameter tanah pada analisis, sebagai berikut,

c  = 1000 kg/m² Ø = 21°

γ = 1570 kg/m²

Koreksi empiris untuk kapasitas dukung pada

kondisi keruntuhan geser lokal,

Ø  ‘ = arc tan (2/3 tan Ø )

=  arc tan (2/3 tan 21) = 14.36°

c’ = 2/3 c = 2/3 (1000) = 666.6 kg/m²

Faktor daya dukung, kemiringan beban, bentuk pondasi dan kedalaman pondasi dihitung berdasarkan persamaan untuk metode Hansen dan didapat,
Nq = 3.71
Sq = 1.134
dγ = 1
Nc = 10.59
Sγ = 0.783
ic
= 1
Nγ = 1.04
dc = 1.04
iq
= 1
Sc = 1.189
dq = 1.03
iγ
= 1

Faktor reduksi akibat penggunaan pondasi yang sangat lebar (Bowles, 1988)

rγ = 1 – 0.25 log 0.5 B

rγ = 1 – 0.25 log (0.5 x 38.6) = 0.61

Maka didapat daya dukung ultimit,

= c’ Nc Sc ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ B Nɣ Sɣ iɣ dɣ

= 47592.595 kg/m²

4.3 Tegangan Pondasi Rakit

Tanah di bawah dasar pondasi rakit akan aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung apabila tegangan yang terjadi lebih kecil dari kapasitas dukung ijin tanah.

1.       Tegangan bruto akibat beban gravitasi total



q =
Pt+Wmat
+
Pt ex
+
Pt ey
≤ qult
B L
Sx
Sy




=    11106.79 kg/m² < qult

2.     Tegangan netto akibat beban gravitasi

q =
Pt+Wmat−Wsoil
+
Pt ex
+
Pt ey
≤ qall (net)
B L
Sx
Sy




=    5611.79 kg/m² < qall (net)

3.     Tegangan bruto akibat beban gravitasi dan beban lateral

q =
Pt+Wmat
+
Ml
≤ qult
B L
S



= 9605.36 kg/m² < qult

4.4 Penurunan Pondasi Rakit

Penurunan Segera Pada Lempung Jenuh (Saturated Clay)
qo B
Si = A1 A2                Es
= 0.002 m

Penurunan Konsolidasi

Sc  =

H log
Po+  p
1+eo
Po′



=  0.138

S   = Si + Sc

=  0.14 m

4.5 Perhitungan Biaya Konstruksi Pondasi Rakit

Pada urutan pekerjaan atau work breakdown structure konstruksi pondasi rakit dapat dilihat pada tabel 2. Sedangkan total keseluruhan biaya konstruksi pondasi rakit sesuai dengan volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 2 Pekerjaan konstruksi pondasi rakit

No.
Jenis Pekerjaan
Satuan
I
Pekerjaan Tanah

1
Galian tanah + pembuangan keluar lokasi
m³
2
Perataan lahan galian
II
Pekerjaan Pondasi Rakit

1
Lantai kerja beton K - 125
m³
2
Bekisting pelat pondasi rakit (kayu)
3
Pembesian pelat pondasi rakit, baja tulangan ulir U-39
kg
4
Pengecoran pelat pondasi rakit
m³

Tabel 3 Perhitungan biaya konstruksi pondasi rakit

No.
Jenis Pekerjaan
Satuan
Volume
Harga Satuan
Jumlah (Rp.)
(Rp.)






I       Pekerjaan tanah Galian tanah +

1
pembunagan keluar
8578.85
27,911
Rp
239,444,282.35

lokasi





2
Perataan lahan
2451.1
2,022.33
Rp
4,956,933.06
galian






II
Pekerjaan Pondasi





Rakit











1
Lantai kerja beton k-
245.11
637,860.67
Rp
156,346,028.82
125






2
Bekisting pelat
204.2
91,270.71
Rp
18,637,478.98
pondasi rakit (kayu)







Pembesian pelat





3
pondasi rakit, baja
kg
275010.62
22,166.00
Rp
6,095,885,402.92

tulangan ulir U-39






Pengecoran pelat





4
pondasi rakit, beton
2451.1
544,322.45
Rp
304,249,479.00

k-450






Total Biaya Konstruksi

Rp
6,819,519,605.14


5.  PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

1.  Pada hasil analisis daya dukung ijin berdasarkan metode Hansen menghasilkan nilai daya dukung ijin 14012.54 kg/m². Tegangan netto pondasi rakit akibat beban gravitasi adalah sebesar 5611.79 kg/m², sehingga masih di bawah nilai kapasitas dukung ijin tanah. Dengan demikian tanah aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung.

2.    Dari hasil analisis penurunan menggunakan metode Janbu et. al, menghasilkan nilai penurunan sebesar 14 cm. Nilai ini melebihi penurunan yang diijinkan sebesar 10 cm. Nilai penurunan tersebut tergolong besar namun normal terjadi karena beban struktur gedung dan pondasi rakit yang besar.

3.     Dari hasil analisis diperkirakan total biaya konstruksi untuk pondasi tiang bor adalah Rp. 5.772.733.207,27 dan total biaya konstruksi untuk pondasi rakit sebesar Rp. 6.819.519.605,14. Biaya konstruksi pada pondasi bor jauh lebih ekonomis, hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa pondasi rakit akan membutuhkan biaya konstruksi yang
mahal.

5.2 Saran

1.   Agar     perencanaan    pondasi     dapat    lebih

sempurna,  sebaiknya  ditambahkan pengujian

laboratorium  agar  parameter-parameter  tanah

lebih lengkap.

2.     Perbandingan biaya konstruksi antara pondasi rakit dengan pondasi tiang bor hanya memperhitungkan total biaya konstruksi yang paling utama. Agar dapat diketahui secara pasti seberapa besar perbandingan harganya, maka biaya konstruksi kedua pondasi perlu dianalisis secara lebih detail dengan menganalisis biaya-biaya konstruksi yang belum diperhitungkan.

DAFTAR PUSTAKA


Hardiyatmo, Hary Christady. 2010. Analisa dan Perancangan Fondasi 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bowless, Joseph E. 1988. Analisa dan Desain Pondasi. Jakarta: Erlangga

M. Das, Braja. 2007. Principles of Foundation Engineering. Canada: Thomson Canada Limited.

M. Das, Braja. 1999. Shallow Foundation: Bearing

Capacity  and  Settlement.  New  York:  CRC  Press

LLC.

Coduto, Donald P. 2001. Foundation Design: Principles and Practices. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Ulrich, Edward J. 1995. Design and Performance of

Mat   Foundation.   Michigan:   American   Concrete

Institute.

Suroso, Munawir, A., & Indrawahyuni, H. 2007. Buku Ajat Teknik Pondasi. Malang: Jurusan teknik Universitas Brawijaya.



CONTOH JURNAL DIRUBAH MENJADI MAKALAH



ANALISIS PERBANDINGAN PONDASI RAKIT DENGAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS BRAWIJAYA







Kelas : 3TA03



Ni Nyoman Savitri N. (15316394)















JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018





KATA PENGANTAR



          Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas melimpahnya rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kami kesempatan, sehingga dapat menyelesaikan makalah pelabuhan ini dengan baik. Laporan ini dibuat guna memenuhi kewajiban atas tugas yang diberikan.

          Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih ada kekurangan baik dalam penulisan ataupun dari pembahasannya. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca.











                                                          Depok, 6 November 2018







                                                                            






DAFTAR ISI





KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv

BAB 1  PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang................................................................................ 1

1.2     Tujuan..............................................................................................1

BAB 2  TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Kapasitas Dukung Pondasi Rakit.................................................... 3

2.2    Penurunan Pondasi Rakit................................................................. 4

2.3    Tegangan Pondasi Rakit..................................................................4

2.4    Kuat Geser Dua Arah ( Geser Pons ).............................................. 5

2.5    Desain Akhir Pondasi Rakit.............................................................5

BAB 3  METODE PENELITIAN

3.1     Alir Penelitian.................................................................................. 7

BAB 4  PENUTUP

4.1 Kesimpulan...................................................................................... 14

4.2 Saran................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... v





DAFTAR GAMBAR





Gambar 3.1       Alir Penelitian....................................................................................... 7























BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pondasi rakit termasuk dalam jenis pondasi dangkal yang mampu menahan beban konstruksi yang berat. Selain untuk menambah fungsi pondasi, juga untuk menambah kapasitas daya dukung pondasi dan mengurangi penurunan yang terjadi. Biasanya pondasi rakit juga dapat dipakai untuk ruang bawah tanah (basement), baik untuk menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan ark pula dimanfaatkan sebagai tempat arker atau ruang penyimpanan utilitas (Mentang, 2013).

Dengan adanya pemakaian pondasi rakit, bila terjadi penurunan dalam suatu pondasi, pondasi rakit ini akan mengalami penurunan secara bersamaan. Sehingga kemungkinan terjadi differential settlement menjadi sangat kecil (Tri Cahyani, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan ulang pondasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Brawijaya untuk mendapatkan hasil perbandingan dari segi efisiensi biaya yang di dapat dari pondasi tiang bor dengan pondasi rakit. Adapun tujuan yang akan dicapai pada analisis ini yaitu untuk mengetahui perencanaan pondasi rakit, mengetahui biaya konstruksi agar dapat dibandingkan dengan biaya konstruksi tiang bor.



1.2  Tujuan

1.      analisis daya dukung ijin berdasarkan metode Hansen

2.      analisis penurunan menggunakan metode Janbu

3.      analisis diperkirakan total biaya konstruksi untuk pondasi rakit dan tiang bor






BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Kapasitas Dukung Pondasi Rangkit

Adapun hasil dari perencanaan pondasi rakit yaitu daya dukung dan penurunan (settlement) pondasi. Dalam Braja (2007) disebutkan kapasitas dukung ultimit bruto dari pondasi rakit dapat ditentukan menggunakan persamaan yang sama dengan yang dipakai pada pondasi dangkal, yaitu:= c Nc Sc ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ B Nɣ Sɣ iɣ dɣ

  Dimana :

B = Lebar pondasi rakit

D = kedalaman pondasi rakit

Si, Ii, Di = Faktor bentuk, kedalaman, dan kemiringan.

2.2  Penurunan Pondasi Rakit

Menurut Coduto (2001) penurunan total pondasi adalah jumlah dari penurunan segera dan penurunan konsolidasi.

1.      Penurunan Segera Pada Lempung Jenuh (Saturated Clay)

Janbu et al. (1956) dalam Braja (2007) mengusulkan persamaan untuk mengevaluasi penurunan rerata untuk pondasi fleksibel pada tanah lempung jenuh dengan nilai rasio poisson μs = 0,5

2.      Penurunan Konsolidasi

Penurunan konsolidasi lempung sangat tergantung pada sejarah geologi lapisannya, yaitu apakah lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) atau terkonsolidasi berlebihan (over consolidated)

2.3    Tegangan Pondasi Rakit

Dimensi dari pondasi rakit ditentukan sedemikian rupa sehingga tegangan dari pondasi rakit tidak melebihi tegangan dukung ijin. Terdapat tiga tipe dari tegangan pondasi rakit yang perlu untuk diperhatikan (Ulrich, 1995) sebagai berikut:

1.      Tegangan bruto akibat beban gravitasi total

2.      Tegangan netto akibat beban gravitasi

3.      Tegangan bruto akibat bebangravitasi dan beban lateral

2.4  Kuat Geser Dua Arah (Geser Pons)
Analisis kuat geser dua arah digunakan untuk menentukan tebal yang diperlukan oleh pondasi rakit sehingga tegangan yang terjadi disekeliling kolom akibat gaya geser pons tidak melebihi kapasitas beton pondasi rakit. Kapasitas beton,
Vc = 0.34 √fc’ be d
Dimana :
be = keliling bidang kritis ;
d = tebal dimensi pondasi rakit ;
fc’ = mutu beton
2.5 
2.5  Desain Akhir Pondasi Rakit
Berdasarkan Bowles (1988) salah satu metode yang dapat digunakan untuk merancang sebuah pondasi rakit adalah dengan Metode Kaku atau Rigid Methode. Asumsi yang digunakan pada metode ini adalah:
1.    Pondasi rakit sangat kaku
2.    Tegangan tanah terdistribusi pada garis yang lurus atau secara linear,
3.    Tidak ada penurunan differensial yang terjadi.
     Dalam metode ini dilakukan suatu penaksiran dimana pondasi rakit dibagi-bagi menjadi beberapa jalur-jalur yang dibebani sederetan kolom dan dilawan oleh tekanan tanah. Tiap jalur tersebut kemudian dianalisis sebagai telapak kombinasi.
  


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1  Alir Penelitian




BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analsis Kuat Geser Pons
Kuat geser dua arah diperiksa pada tiap kolom. Dari keseluruhan kolom pondasi rakit dipilih kolom-kolom pada daerah pinggir, ujung dan tengah pondasi yang memiliki beban paling besar.
Data perencanan pondasi rakit,
Tebal pondasi rakit      = 1000 mm
Tebal selimut beton     = 75 mm
Tebal efektif pondasi  = 1000-75 = 925 mm
Mutu beton                  = f’c = 40 MPa


Tabel 1 Hasil analisis kuat geser pons





beban
Kolom
Panjang
Lebar
keliling
kuat geser
kolom
(H)
(B)
penampang
nominal beton
terfaktor


(mm)
(mm)
kritis (be)
(ØVc) (kg)
(pu)
Kolom tengah
700
700
6500
7757383.328
345435kg
Kolom pinggir
700
700
3950
4714102.176
242572kg
Kolom ujung
700
700
2325
2774756.344
161833kg

4.2 Daya Dukung Tanah
Pada analisis daya dukung tanah, menggunakan metode Hansen. Parameter tanah pada analisis, sebagai berikut,

c  = 1000 kg/m² Ø = 21°

γ = 1570 kg/m²

Koreksi empiris untuk kapasitas dukung pada kondisi keruntuhan geser lokal,

Ø ‘ = arc tan (2/3 tan Ø )

=  arc tan (2/3 tan 21) = 14.36°

c’ = 2/3 c = 2/3 (1000) = 666.6 kg/m²

Faktor daya dukung, kemiringan beban, bentuk pondasi dan kedalaman pondasi dihitung berdasarkan persamaan untuk metode Hansen dan didapat,
Nq = 3.71
Sq = 1.134
dγ = 1
Nc = 10.59
Sγ = 0.783
ic
= 1
Nγ = 1.04
dc = 1.04
iq
= 1
Sc = 1.189
dq = 1.03
iγ
= 1

Faktor reduksi akibat penggunaan pondasi yang sangat lebar (Bowles, 1988)
rγ = 1 – 0.25 log 0.5 B
rγ = 1 – 0.25 log (0.5 x 38.6) = 0.61
Maka didapat daya dukung ultimit,
= c’ Nc Sc ic dc + ɣ D Nq Sq iq dq + 0,5 ɣ B Nɣ Sɣ iɣ dɣ
= 47592.595 kg/m²

4.3 Tegangan Pondasi Rakit
 Tanah di bawah dasar pondasi rakit akan aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung apabila tegangan yang terjadi lebih kecil dari kapasitas dukung ijin tanah, yaitu:
1.      Tegangan bruto akibat beban gravitasi total
2.      Tegangan netto akibat beban gravitasi
3.      Tegangan bruto akibat beban gravitasi dan beban lateral

4.4 Perhitungan Biaya Konstruksi Pondasi Rakit
Pada urutan pekerjaan atau work breakdown structure konstruksi pondasi rakit dapat dilihat pada tabel 2. Sedangkan total keseluruhan biaya konstruksi pondasi rakit sesuai dengan volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3.

                                   Tabel 2 Pekerjaan konstruksi pondasi rakit
No.
Jenis Pekerjaan
Satuan
I
Pekerjaan Tanah

1
Galian tanah + pembuangan keluar lokasi
m³
2
Perataan lahan galian
II
Pekerjaan Pondasi Rakit

1
Lantai kerja beton K - 125
m³
2
Bekisting pelat pondasi rakit (kayu)
3
Pembesian pelat pondasi rakit, baja tulangan ulir U-39
kg
4
Pengecoran pelat pondasi rakit
m³



BAB 5
PENUTUP

5.1  Kesimpulan

1.       Pada hasil analisis daya dukung ijin berdasarkan metode Hansen menghasilkan nilai daya dukung ijin 14012.54 kg/m². Tegangan netto pondasi rakit akibat beban gravitasi adalah sebesar 5611.79 kg/m², sehingga masih di bawah nilai kapasitas dukung ijin tanah. Dengan demikian tanah aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung.
2.    Dari hasil analisis penurunan menggunakan metode Janbu et. al, menghasilkan nilai penurunan sebesar 14 cm. Nilai ini melebihi penurunan yang diijinkan sebesar 10 cm. Nilai penurunan tersebut tergolong besar namun normal terjadi karena beban struktur gedung dan pondasi rakit yang besar.
3.    Dari hasil analisis diperkirakan total biaya konstruksi untuk pondasi tiang bor adalah Rp. 5.772.733.207,27 dan total biaya konstruksi untuk pondasi rakit sebesar Rp. 6.819.519.605,14. Biaya konstruksi pada pondasi bor jauh lebih ekonomis, hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa pondasi rakit akan membutuhkan biaya konstruksi yang mahal.
5.2  Saran
1.      Agar perencanaan pondasi dapat lebih sempurna, sebaiknya ditambahkan pengujian laboratoriumagar parameter-parameter tanah lebih lengkap.
2.      Perbandingan biaya konstruksi antara pondasi rakit dengan pondasi tiang bor hanya memperhitungkan total biaya konstruksi yang paling utama. Agar dapat diketahui secara pasti seberapa besar perbandingan harganya, maka biaya konstruksi kedua pondasi perlu dianalisis secara lebih detail dengan menganalisis biaya-biaya konstruksi yang belum diperhitungkan.



DAFTAR PUSTAKA


Hardiyatmo, Hary Christady. 2010. Analisa dan Perancangan Fondasi 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bowless, Joseph E. 1988. Analisa dan Desain Pondasi. Jakarta: Erlangga
M. Das, Braja. 2007. Principles of Foundation Engineering. Canada: Thomson Canada Limited.
M. Das, Braja. 1999. Shallow Foundation: Bearing
Capacity  and  Settlement.  New  York:  CRC  Press
LLC.
Coduto, Donald P. 2001. Foundation Design: Principles and Practices. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Ulrich, Edward J. 1995. Design and Performance of Mat       Foundation.     Michigan: American Concrete Institute.
Suroso, Munawir, A., & Indrawahyuni, H. 2007. Buku Ajat Teknik Pondasi. Malang: Jurusan teknik Universitas Brawijaya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALAT-ALAT BERAT DALAM KONSTRUKSI TEKNIK SIPIL

KAPASITAS PRODUKSI ALAT-ALAT BERAT

YUK CARI TAU TENTANG JEMBATAN!