YUK CARI TAU TENTANG JEMBATAN!
A.
PENGERTIAN JEMBATAN
Jembatan adalah suatu
struktur kontruksi yang memungkinkan rute transportasi melalui sungai, danau,
kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintanganrintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintanganrintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.
B. PERATURAN DAN STANDAR JEMBATAN
4.
Guidelines for the Installation, Inspection,
Maintenance and Repair of Structural Supportsfor Highway Signs, Luminaires and Traffic Signals,
FHWA NHI 05-036, March 2005
15. Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Sederhana
Bentang 5 m sampai 25 m denganFondasi Tiang Pancang
19. VSL-Indonesia
C. BAGIAN-BAGIAN
DARI KONSTRUKSI JEMBATAN
1.
Superstrucutre ( Konsturksi Bagian Atas ), Struktur atas jembatan merupakan
bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati,
beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki,
dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi : :
Struktur atas jembatan umumnya meliputi : :
·
Trotoar
o Sandaran dan tiang sandaran,
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
o Sandaran dan tiang sandaran,
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
·
Hand Rail
·
Deck Slab
·
Steel Girder
·
Balok Gelagar
·
Ikatan Pengaku (Ikatan angin, Ikatan rem,
Ikatan tumbukan)
·
Perletakan (Rod dan Sendi) *tdk semua
jembatan memiliki Rol dan Sendi
2.
Substructure ( Konsturksi Bagaian Bawah ), terdiri dari :
·
Pile Cap
·
Abutment
·
Pier ( Pilar )
·
Wingwall
3.
Foundation ( Pondasi ), diantaranya :
Bored Pile
Foundation ( Pondasi Tiang bor)
Pondasi
Tiang Pancang
D. GAMBAR
BAGIAN-BAGIAN KONSTRUKSI JEMBATAN
E. BENTUK-BENTUK
JEMBATAN
1. Jembatan Sederhana
Pengertian
jembatan sederhana adalah ditinjau dari segi konstruksi yang mudah dan
sederhana, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari bahan kayu yang
sifatnya darurat atau tetap, dan dapat dikerjakan/dibangun tanpa peralatan
modern canggih. Sesederhana apapun struktur dalam perencanaan atau pembuatannya
perlu memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika), beban yang
bekerja, kelas jembatan, peraturan teknis dan syarat-syarat kualitas (cheking)
Di masa lampau untuk menghubungkan sungai cukup dengan menggunakan bambu, atau
kayu gelondongan. Bila dibanding dengan bahan lain seperti baja, beton atau
lainnya, bahan kayu merupakan bahan yang potensial dan telah cukup lama dikenal
oleh manusia. Pada saat bahan baja dan beton digunakan untuk bahan jembatan,
bahan kayu masih memegang fungsi sebagai lantai kendaraan.
2. Jembatan Gelagar Baja
Baja mempunyai kekuatan, daktilitas, dan
kekerasan yang lebih tinggi dibanding bahan lain seperti beton atau kayu,
sehingga menjadikannya bahan yang penting untuk struktur jembatan. Pada baja
konvensional, terdapat beberapa tipe kualitas baja (high-performance steel/HPS)
yang dikembangkan untuk diaplikasikan pada jembatan. HPS mempunyai keseimbangan
yang optimal seperti kekuatan, kemampuan di las, kekerasan, daktilitas,
ketahanan korosi dan ketahanan bentuk, untuk tampilan maksimum struktur
jembatan dengan mempertahankan biaya yang efektif. Perbedaan utama dengan baja
konvensional terletak pada peningkatan kemampuan di las dan kekerasan. Aspek
yang lain seperti ketahan korosi dan daktilitas, sama. Jembatan gelagar
merupakan struktur yang sederhana dan umum digunakan. Terdiri dari slab lantai
(floor slab), gelagar (girder), dan penahan (bearing), yang akan mendukung dan
menyalurkan beban gravitasi ke sub struktur.
Pada
jembatan gelagar plat, beban hidup didukung oleh langsung oleh slab dan
kemudian oleh gelagar utama. Pada jembatan gelagar kotak, pertama kali beban
diterima oleh slab, kemudian didukung oleh balok melintang (stringer)
dan balok lantai yang terangkai dengan gelagar kotak utama, dan akhirnya
diteruskan ke substruktur dan pondasi melalui penahan.
3. Jembatan Gelagar Komposit
Apabila
dua buah balok bersusun secara sederhana (tiered beam) seperti yang
terlihat mereka bekerja secara terpisah dan beban geser
tergantung pada kekakuan lenturnya.
4.
Jembatan Beton
Bertulang
5. Jembatan Beton Prestress / pratekan
Beton pratekan dengan bahan
berkekuatan tinggi merupakan alternatif menarik untuk jembatan bentang panjang.
Bahan ini dipergunakan secara luas pada struktur jembatan sejak tahun 1950-an.
6. Jembatan jaringan baja bergelombang / corrugated stell web bridge
Jembatan jaringan baja
bergelombang digunakan dalam beton pratekan untuk mengurangi berat dan
meningkatkan panjang bentang. Jaringan bergelombang mempunyai kelebihan tidak
mengurangi kekuatan axial dengan efek akordion, sehingga kekuatan pratekan di
dalam beton menjadi lebih efektif
F.
BEBAN-BEBAN YANG BEKERJA PADA JEMBATAN
·
Berat Sendiri
Berat sendiri dari bagian
bangunan adalah berat dari bagian tersebut dan elemen-elemen struktur lainnya
yang dipikul. Termasuk dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan
yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non struktural yang
dianggap tetap. Faktor berat sendiri diatur pada RSNI T-02-2005
·
Beban Mati Tambahan/Utilitas
Beban mati tambahan merupakan berat seluruh bahan yang membentuk
suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan mungkin
besarnya berubah selama umur jembatan. Dalam hal tertentu harga KMA yang telah
berkurang boleh digunakan dengan persetujuan instansi yang berwenang. Hal ini
bisa dilakukan apabila instansi tersebut mengawasi beban mati tambahan sehingga
tidak dilampaui selama umur jembatan. Faktor beban mati tambahan diatur pada
RSNI T-02-2005
·
Beban Lalu Lintas
Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri dari beban
lajur “D” dan beban truk “T”. Beban lajur “D” bekerja pada seluruh lebar jalur
kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekivalen dengan suatu
iring-iringan kendaraan yang sebenarnya. Jumlah total beban lajur “D” yang
bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri.
·
Beban lajur “D”
Beban lajur “D” terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang
digabung dengan beban garis (BGT). Menurut RSNI T-02-2005, beban terbagi rata
(BTR) mempunyai intensitas q kPa, dimana besarnya q tergantung pada panjang
total yang dibebani L seperti persamaan berikut ini:
L ≤ 30 m: q = 9,0
kPa
L ≥ 30 m: q = 9,0 (0,5 + 15/L) kPa
Beban garis: Satu BGT dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan
tegak lurus dari arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah
49.0 kN/m. Secara umum beban “D” akan menentukan dalam perhitungan yang
mempunyai bentang mulai dari sedang sampai panjang.
·
Gaya Rem
Efek rem dan percepatan pada lalu lintas ditetapkan sebagai gaya
yang bekerja arah memanjang yang bekerja di permukaan jalan. Bekerjanya
gaya-gaya arah memanjang jembatan, akibat gaya rem dan traksi, harus ditinjau
untuk kedua jurusan lalu lintas.
Pengaruh ini di diperhitungkan senilai dengan gaya rem sebesar
5% dari beban lajur “D” yang dianggap ada pada semua jalur lalu lintas tanpa
dikalikan faktor beban dinamis. Gaya rem tersebut dianggap bekerja horisontal
dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m diatas permukaan
lantai jembatan.
·
Pembebanan Pejalan Kaki
Sesuai dengan peraturan RSNI T-02-2005 6.7 semua elemen dari
trotoar atau jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus
direncanakan untuk beban nominal 5 kPa. Unsur jalan yang menerima beban pejalan
kaki dinyatakan dalam satuan luas.
·
Beban Angin
Angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh bangunan
atas. Beban angin statik yang bekerja pada dek jembatan diperhitungkan sebesar
luas ekivalen bagian samping jembatan. Beban kerja dan terfaktor angin yang
bekerja pada jembatan
·
Beban Gempa
Dalam suatu perencanaan jembatan harus memperhitungkan beban
akibat pengaruh terjadinya gempa.
NI NYOMAN SAVITRI NANDARI
15316394
3TA03
I KADEK BAGUS WIDANA PUTRA
Komentar
Posting Komentar